Para peneliti di Belanda menyatakan bahwa wanita hamil yang berdiri untuk waktu yang lama di tempat kerja dapat memiliki bayi yang lingkar kepalanya 1 cm lebih kecil dari rata-rata bayi ketika lahir pada umumnya.
Selain itu, wanita hamil yang bekerja lebih dari 25 jam seminggu memiliki bayi yang beratnya 5-7 ons lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang bekerja kurang dari 25 jam seminggu.
Namun, jam kerja panjang yang menuntut fisik yang kuat selama kehamilan tidak menempatkan wanita pada risiko kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah, yaitu kurang dari 2,5 kg.
Sebelumnya sebuah studi menyatakan bahwa wanita yang bekerja memiliki risiko terhadap komplikasi kehamilan yang lebih rendah dibanding wanita yang menganggur. Tidak ada efek negatif dari bekerja hingga 36 minggu dalam kehamilan. Namun, wanita hamil harus memastikan bahwa kombinasi yang seimbang antara duduk, berdiri dan berjalan ketika bekerja.
"Duduk untuk periode yang lama dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, sedangkan berdiri untuk jangka waktu yang lama dapat mengganggu aliran darah ke bayi. Maka dari itu, kombinasi duduk dan berdiri pada wanita ketika hamil sangat penting," kata Dr. Jill Rabin, dokter kandungan dan ginekolog di North Shore Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko cacat lahir, kelahiran prematur dan berat lahir yang rendah, tetepi belum fokus terhadap perkembangan janin.
Para peneliti di Erasmus Medical Center di Belanda menganalisa tingkat pertumbuhan bayi dari lebih dari 4.600 wanita hamil. Selama kehamilan, pertumbuhan janin diukur dengan USG.
Peserta penelitian juga diminta memberikan informasi tentang kondisi lingkungan kerja dan tuntutan fisik pekerjaan, termasuk apakah pekerjaannya memerlukan aktivitas seperti mengangkat, berdiri atau berjalan dalam waktu yang lama, bekerja shift malam atau jam kerja yang panjang.
Sekitar 38 persen peserta harus berdiri di tempat kerja dalam waktu yang lama, yaitu yang bekerja dalam bidang penjualan, perawatan anak, dan mengajar. Sekitar 45 persen harus berjalan di tempat kerja dalam waktu yang lama, 6 persen mengatakan melakukan angkat berat, dan 4 persen bekerja shift malam.
Jangka waktu berdiri dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan janin yang lebih lambat dan ukuran kepala yang lebih kecil saat lahir. Bekerja lebih dari 25 jam per minggu juga terkait dengan pertumbuhan dan besar lingkar kepala janin.
Penelitian ini belum memasukkan parameter stres dan perasaan senang menjalani pekerjaannya. Kondisi mental yang sehat dapat meningkatkan kesehatan sistem kekebalan tubuh dan kehamilan yang baik. Sehingga masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian ini," kata Dr Jim Woods, ketua Department of Obstetrics and Gynecology di University of Rochester Medical Center, seperti dilansir dari msn, Kamis (28/6/2012).
No comments:
Post a Comment